Pengalaman Pendampingan Desa

 


Saya menjadi pendamping desa  P3MD pada awal tahun 2019 dan ditempatkan di Kecamatan Umbu Ratu Nggay Kabupaten Sumba Tengah yang berbatasan dengan Kabupaten Sumba Timur, yang berjarak sekitar satu jam perjalanan dari Kota. Bahkan, untuk menuju ke sebelas desa dampingan, sepeda motor saya pernah mogok, jalannya buruk, apalagi jika hujan. Saya pun pernah hampir mengalami kecelakaan dikarenakan jalan yang licin dan curam serta berbatu di beberapa desa saat menuju ke lokasi.

Saat pertama saya menjadi pendamping, banyak hal yang dapat saya pelajari saat mendampini desa dengan berbagai kultur budaya serta karakter dari masing-masing desa dampingan, desa sangat senang dengan kehadiran saya karena mereka merasa ada yang mendampingi serta membantu mereka dalam proses perencanaan dan pembangunan desa.

Sepanjang pengalaman saya menjadi Pendamping Desa kecamatan ada beberapa kisah suka maupun duka yang saya alami, biasanya disaat musim hujan tiba maka kisah duka itu selalu hadir dimana jalan menuju beberapa desa akan menjadi sulit dilewati dikarenakan jalan licin berumpur dan berjurang yang biasanya perjalanan hanya satu jam ditempuh akan menjadi tiga sampai empat jam perjalanan, yang mengakibatkan proses pendampingan akan menjadi terhambat, kadang harus menginap di rumah penduduk di desa agar proses pendampingan bisa mencapai maksimal dan sesuai RKTL yang telah disepakati dalam musyawarah.

Hal yang lebih berkesan lagi kalau malam hari kami di desa hanya bercahayakan lilin atau lentera berbahan minyak tanah dikerenakan belum terjangkau oleh jaringan PLN, ini yang menjadi persoalan saat kami akan mengejar target RKTL tetapi menjadi kendala karena belum adanya jaringan PLN, karena itu lewat musrembangdes maka masyarakat mengusulkan PLTS rumahan atau PLTS tersebar agar bisa menerangi dimalam hari.

Biasanya pada kegiatan musrembangdes dari berbagai lapisan masyrakat banyak yang ikut berpastisipasi dengan berbagai macam pola pikir dan DM yang secukupnya terkadang banyak masukan-masukan dan usulan yang diluar regulasi yang terkesan hanya sesuai keinginan bukan kebutuhan masyarakat, biasanya antara dusun satu dengan dusun yang lainnya saling ego mengsulkan sesuatu kebutuhan berdasarkan kebutuhan dusun tersebut sehingga akan menjadi perdebatan yang luar biasa pada forum tersebut, yang mana bila itu terjadi maka tugas kami pendamping yang akan memberikan pemahaman kepada forum musyawarah bahwa semua usulan adalah prioritas.

Usulan-usulan tersebut berdasarkan kebutuhan dan kita akan kembali bebasis hasil rekomendasi Indeks Desa Membangun dan SDGs Desa mana yang merupakan prioritas atau super prioritas dari dua usulan yang sama tersebut di dua dusun berbeda, kami akan memberikan pemahaman bahwa dari dua usulan tersebut harus ada yang lebih prioritas. Contoh pengadaan Bak PAH atau penampung air hujan dari kedua dusun tersebut kita melihat mana yang betul-betul belum sama sekali tersentuh dengan air maka dusun tersebut yang di priositaskan sebagai usulan P1.

Lewat musyawarah juga akan menjadi banyak pembelajaran juga bagi masyarakat desa karana biasanya masyarakat akan banyak hal yang akan ditanyakan kepada kami sebagai pendamping yag berhubungan dengan Dana Desa maupun yang diluar dana desa, dan kami juga sebagai pendamping desa akan berusaha semaksimal mungkin memberikan informasi dan pemahaman sesuai dengan regulasi yang ada.

Demikian halnya juga dengan pembentukan BUMDEs maka kami sebagai pendamping mendampingi desa mensosialisasi bahwa BUMDEs nantinya unit usahanya harus sesuai dengan Potensi desa, dalam hal pemelihan direktur BUMDes maka Desa wajib Melaksanalan yang namanya Musyawarah Pembentukan Pengurus BUMDes dimana lewat musyawarah tersebut setiap calon direktur wajib menyampaikan visi misinya dalam mengelola BUMDEs tersebut, karena lewat visi misi yang disampaikan akan terlihat mana calon direktur yang mempunyai potensi menguntungkan dan membangun desa sesuai visi misi dan potensi desa yang ada.

Sehingga unit usaha yang akan dijalankan juga jelas, dengan demikian lewat forum musyawarah tersebut masyarakat akan memilih calon direktur yang betul-betul membawa BUMDes semakin maju ke depannya, dan disalam kesempatan itu pula Diretur BUMDEs wajib memaparkan ADRT sehingga di ketahui oleh seluruh masyarakat yang hadir pada musyawarah pemilihan Direktur BUMDEs tersebut.

Yang menjadi persoalan biasanya dalam mengelola BUMDes yang kami temui selama ini di desa adalah banyaknya BUMDes yang ada tanpa ada ADRT yag jelas dan fisi misi yg tidak terarah dan hampir semua unit usaha yang di kembangkan tidak sesuai dengan potensi desa yang ada, yang kami temui juga selama ini hampir semua BUMDes Penyertaan Modalnya gelondongan tanpa adanya Proposal atau ADRT yang jelas dari pengurus BUMDes yang di tujukan ke Pemerintah desa.

Hal tersebut juga yang menjadi poin penting kami samoikan dan fasilitasi di desa agar semua penyertaan modal itu wajib ada proposal dari pengurus BUMDes yang ditujukan ke pemerintah desa, dalam proposal tersebut akan menjelaskan jumlah Modal, Tujuan, ADRT, Unit Usaha yang akan dikembangkan, target waktu pengembalian Modal dan keuntungan yang akan di capai, sehingga dengan isi proposal yang jelas tersebut ditujukan ke pemerintah desa maka pemerintah desa juga tidak akan ragu untuk memberikan penyertaan Modal ke BUMDes tersebut karena isi proposal sudah menjelaskan semua maksud dari pemamfaatan penyertaan Modal BUMDes tersebut.

Dalam pendampingan juga banyak kisah sukacita yang kami alami, biasanya saat dampingi desa, sambutan dari masyarakat desa dan kepala desa kepada kami sangatlah hangat dan penuh persaudaraan tidak jarang mereka menjamu kami dengan makanan local yang disajikan walaupun sajianya secara tradisional, kehangatan dan sambutan seperti itu yang membuat kami menjadi betah ingin selalu berada di desa dan biasanya lewat kunjungan lapagan yang kami lakukan akan ada banyak hal yang kami pendamping dengan aparat pemerintah desa diskusikan misalnya, terkait pelaporan pememfaatan dana desa, HOK PKTD, memfasilitasi contoh-contoh proposal yang berhubungan dengan isi usulan yang termuat dalam RKPDEs.

Pemerintah desa merasa senang dengan kehadiran kami pendamping dikarenakan mereka merasa tidak jalan sendiri dengan ketidak tahuan yang mereka alami selama ini. Yang menjadi pengalaman menarik bagi kami pendaping juga adalah ketika kami harus bermalam di desa karena harus mengejar target RKTL dan membantu desa dalam memfasilitasi dokumen perencanaan maupun pelaporan pemamfaatan dana desa dan kami sebagai pendamping sangat menikmati itu dikarenakan kehangatan sambutan dan kasih sayang yang kami rasakan oleh masyarakat desa.

Kami juga pendamping desa dalam memfasilitasi yang namanya Rembug Stunting, dalam rembug stunting ini khusus di bahas perencanaan tentang bagaimana pencegahan stunting, pendidikan (PAUD), posyandu, Komunitas keluarga sanitasi dan air bensih serta ketahanan pangan, yang mana pada kegiatan rembug stunting ini akan di bahas apa yang manjadi kebutuhan Posyandu yang ada di desa contohnya seperti mebeler meja kursi untuk layanan lima meja, pengadaan antropometri, insentif kader, jumlah balita, ibu hamil, sunting dan lain sebagainya, kemudian di bidang pendidikan akan dibahas Gedug Paud, seragam Paud, honor tutor Paud, APE dalam dan APE luar dan lain sebagainya.

Kemudian dibidang keluarga dan sanitasi air bersih akan dibahas mengenai ketersediaaan air bersih di lingkungan masyarakat, MCK, terutama bagi keluarga miskin yang anggota keluarganya mengalami Stunting, gisi buruk, hamil KEK dan lain sebagainya, dan kelomok trakir yag akan di bahas adalah kelompok keyahana pangan dimana akan dibahas ketersdiaaan pangan danhewani di setiap rumah tangga lebih di prioritaskan bagi KK miskin yang memiliki anak stunting, gizi kurang, hamil KEK, dari seluruhnya yang dibahas pada rembug stunting ini maka akan ditentukan peringkat Prioritasnya mana yang akan menjadi P1 dan mana yang akan menjadi P2 dan kemudian akan kawal sampai ke tahapan Musrembangdes.

Pada saat Musrembangdes juga partisipasi masyarakat sudah mulai meningkat karena kami selalu mendampingi dan memotivasi seluruh perangkat agar selalu melibatkan seluruh lapisan masyarakat, dengan demikian apa yang menjadi output dari usulan yang ada disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi desa yang ada, sehingga apa yang menjadi tujuan SDGs desa akan menjadi terealisasi dan kualitas dari perencanaan dapat dipertangungjawabkan sesuai kebutuhan masyarakat desa. Kami sebagai pendamping merasa bangga karena dapat mendampingi desa dan desa juga merasa bersyukur dengan kehadiran kami.



Penulis: Jois Umbu Sulung (Pendamping Desa Kec. Umbu Ratu Nggay Kab. Sumba Tengah Provinsi Nusa Tenggara Timur)

Posting Komentar

0 Komentar