Kepala BPSDM-PMDDTT Memperkenalkan SDGs Desa Kepada Mahasiswa Unesa


Surabaya, Desawarnana - Dalam rangka memperkuat kebijakan pembangunan desa, Prof. Dr. Luthfiyah Nurlaela, M.Pd. memperkenalkan Sustainable Development Goals (SDGs) Desa kepada mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Acara yang dikemas dalam workshop kurikulum merdeka dan seminar nasional ini digelar pada 27 Agustus 2022 di Gedung Slamet Dajono Fakultas MIPA Unesa.


SDGs Global merupakan tujuan pembangunan universal. Kementerian Desa PDTT melokalkannya menjadi SDGs Desa. Sesuai dengan Perpres No. 59 Tahun 2017 yang kemudian diturunkan ke dalam Permendesa No. 21 Tahun 2020 sebagai penguat arah kebijakan pembangunan desa sampai 2030 melalui SDGs Desa. Arah kebijakan pembangunan melalui SDGs Desa akan menyasar pada 74.961 Desa, 271 Kawasan Perdesaan, 62 Daerah Tertinggal, dan 152 Kawasan Transmigrasi.


“Ada 1 Goal khas dari SDGs Desa yang menjadi Goals ke-18 yakni, Kelembagaan Desa Dinamis dan Budaya Desa Adaptif. Tujuan ke-18 ini merupakan bentuk penghargaan keberadaan keberagaman agama, budaya, bahasa, adat istiadat bangsa Indonesia yang memiliki nilai-nilai kearifan lokal dan kelembagaan desa yang perlu didorong agar produktif, bertahan, dan berkembang.” Ungkap Prof. Dr. Luthfiyah Nurlaela, M.Pd. selaku Kepala BPSDM-PMDDTT.


Sinergi pengembangan SDM antara Kementerian Desa PDTT dan Perguruan Tinggi bisa diwujudkan dengan implementasi MBKM yang diarahkan pada pembangunan desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi untuk pencapaian SDGs Desa. BPSDM-PMDDTT memiliki Unit Pelaksana Teknis sebagai pelaksana kerja bersama dengan perguruan tinggi melalui Balai-Balai Besar Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang tersebar di 9 Provinsi seluruh Indonesia.


“Kementerian Desa PDTT concern pada pencapaian SDGs Desa untuk mencapai target: Desa Tanpa Kemiskinan dan Kelaparan, Desa Peduli Kesehatan, Desa Peduli Pendidikan, Desa Ramah Perempuan, Desa Ekonomi Tumbuh Merata, Desa Peduli Lingkungan, Desa Berjenjang, dan Desa Tanggap Budaya.” Tutup Prof. Dr. Luthfiyah Nurlaela, M.Pd.

Posting Komentar

0 Komentar