Kondang

 


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “Kondang” artinya terkenal atau ternama, orang tua pernah berkata nama adalah doa mungkin ada benarnya. Desa Kondang ini sempat heboh dan terkenal dipemberitaan baik media lokal maupun pemberitaan media nasional bahkan media televisi pun sempat memberitakan. Bergeser ke beberapa tahun yang lalu tepatnya tahun 2020 Desa Kondang menjadi sangat terkenal bahkan masuk dalam pemberitaan nasional dimana pada masa itu masih di berlakukan PPKM karena wabah covid-19 masih melanda. Warga desa pada masa itu mengadakan pesta pernikahan dengan mengundang sebuah grup musik dangdut untuk memeriahkan acara nikahan tersebut, alhasil tuan rumah pun diciduk aparat kepolisian karena melanggar aturan PPKM.

Namun kejadian menghebohkan tidak cukup sekali dan terjadi kembali pada tahun 2022 Desa Kondang mengikuti kompetisi sepak bola antar kecamatan dalam rangka memeriahkan peringatan hari kemerdakaan Republik Indonesia di Kecamatan Kotawaringin Lama dan terjadi insiden tawuran antara pemain dengan penonton, yaitu warga Desa Kondang. Tawuran masal ini bahkan ada satu korban yang sempat dilarikan ke rumah sakit dan kritis di rawat beberapa hari di rumah sakit karena mengalami gegar otak dan imbas dari tawruan ini beberpa orang warga Kondang di tetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisan. Cerita kelam ini kita tinggalkan karena kini Desa Kondang tidak lagi seperti Desa Kondang beberapa tahun yang lalu, inilah cerita Desa Kondang masa kini

Desa Kondang merupakan desa yang masuk dalam wilayah adminstratif Kecamatan Kotawaringin Lama Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah. Desa Kondang terletak dibantaran sungai lamandau atau daerah aliran sungai (DAS) Lamandau, Desa Kondang secara geografis memang tidak seberuntung desa lain Desa Kondang merupakan desa yang setiap tahun menjadi langganan banjir bahkan dalam setahun bisa sampai empat kali terendam banjir akibat luapan sungai lamandau. Desa Kondang dihuni kurang dari seribu jiwa yang mana relatif masih penduduk ini pun masih dalam satu kekerabatan. Tiap-tiap warga masih keterikatan dengan tali persaudaraan sedarah.

Desa Kondang juga berbatasan langsung dengan kabupaten tetangga yaitu Kabupaten Lamandau namun akses dari Desa Kondang ke kabupaten tetangga belum tembus akses jalan darat jalan negara kalau pun mau berkunjung ke kabupaten tetangga menggunakan jalan darat harus menumpang jalan perkebunan kelapa sawit swasta dan masyarakat lebih memilih untuk menggunakan transportasi air berupa perahu bermesin yang biasa disebut perahu kelotok karena relatif lebih dekat dan lebih efisien baik waktu dan juga biaya.

Berkaca dari kejadian yang tidak mengenakan bagi nama desa dalam kurun waktu dua tahun terakhir kejadian yang tidak mengenakan meninpa desa, hadir sosok yang menurut saya sangat luar biasa beliau adalah Suhendro sosok kepala desa masih muda dan enerjik yang memiliki mental baja berkarakter kuat sopan pribadinya dan gigih pantang menyerah untuk memperjuangkan desa demi dapat merubah stigma negatif orang-orang merubah yang dulu sebuah desa yang tertinggal bahkan di cap sebagi desa yang tidak ada prestasi dan lebih kepada desa yang terkenal karena masalah bukan prestasi. Namun hal itu perlahan namun pasti kini perubahan di Desa Kondang sangat mengejutkan dan patut diperhitungkan dan bahkan boleh dikatakan dapat dibanggakan. Semua ini tidak terlepas dari kepemimpinan serta kerja keras seorang kepala desa. Beliau jeli melihat potensi desa sangat peka dalam menangkap peluang demi kemajuan desa yang mana beliau tau ditengah masyarakat yang lagi kesulitan ekonomi pasca covid-19 beliau sangat yakin dan berani mengambil keputusan untuk membuka lahan kosong tanah milik desa untuk dijadikan kebun kelapa sawit.

Perjuangan beliau tidak mudah, halangan rintangan gangguan bahkan cacian dari di sebut kades gila dan kades yang hanya buang-buang dana desa saja dan masih banyak lagi perkataan negatif yang ditujukan kepada Kepala Desa Kondang tersebut. Namun kini hujatan dan cacian warga berubah menjadi pujian dan dukungan untuk kepala desa yang mana dari kebun inilah desa dapat mempekerjakan masyarakatnya sebagai buruh kebun di sana. Perlahan pelan namun pasti beliau telah membuktikan, berhasil membuka lahan perkebunan kelapa sawit seluas 45 hektar, semua pendanaan untuk pembukaan lahan tersebut bersumber dari dana desa dan juga kerjasama dengan CSR perusahaan perkebunan sawit swasta yang ada di area desa tersebut. Bahkan setiap tahun prioritas penggunaan anggaran dana desa dianggarkan diangka lima ratus juta rupiah dialokasikan untuk modal membuka lahan tersebut.

Dari awal membuka lahan tersebut sampai saat ini tidak kurang sudah menembus di angka 1,5 Milyar dana desa teralokasi untuk membangun kebun desa tersebut, hal ini berbanding lurus dengan nilai asset yang telah terkumpul nilai asset kebun desa tersebut saat ini di taksir melihi dari angka 5 Milyar Rupiah. Kita baru berbicara dari nilai asset yang tidak kalah penting adalah kebermanfaatan kebun desa ini bagi warga desa sangat lah besar membuka lapangan pekerjaan bagi warga. Mengentaskan kemiskinan dan menjadikan desa memiliki sumber pendapatan asli desa yang cukup besar untuk membangun desa tersebut.

Tidak puas hanya dari kebun dan capaian yang telah beliau lakukan kini beliau berinovasi lagi dalam hal ketahanan pangan dan kemandirian desa dengan membukan peternakan sapi yang terintegrasi dengan sawit yaitu disebut integrasi sapi sawit yang mana pola peternakan sapi ini dengan sistem ubaran sapi dilepas liarkan di area perkebunan kelapa sawit dengan memperkerjakan satu orang sebagai penjaga ternak. Program serta inovasi beliau ini pun berhasil, kini jumlah sapi yang mereka pelihara sebanyak 27 ekor teridiri dari 26 indukan sapi betina dan hanya satu ekor sapi jantan. Kedepannya pengembangan peternakan sapi dan perkebunan sawit ini lah yang akan dapat menopang pendapatan asli desa dan  perkonomian Desa Kondang ini.

Dari fakta ini kita dapat belajar banyak bahwa stigma buruk itu tidak harus menjadi rendah diri untuk membangun dan berkarya, bahkan stigma buruk yang sudah melekat bisa menjadi motivasi lebih untuk buktikan bahwa kita pun bisa kita hapus stigma buruk dengan prestasi dan kebrhasilan yang bermanfaat untuk warga masyarakat banyak.



PenulisDwi Harno (PLD Kecamatan Kotawaringin Lama)

Posting Komentar

0 Komentar