Pagi
yang cerah kuawali dengan bismillah. Hembusan angin semilir menambah semangatku
untuk berkarya. Dukungan dan semangat dari orang-orang terdekat menambah
kekuatan ku untuk terus tersenyum menikmati keindahan alam luas yang sungguh
menakjubkan mata yang memandang. Sebuah ciptaan Sang Maha Kuasa yang tak pernah
henti untuk kita syukuri. Nikmat sehat dan nikmat-nikmat lainnya yang pasti.
Yahh apa lagi yang perlu kita ingkari dari segala ciptaan Sang Maha Kuasa
selain semakin menambah rasa syukur kita.
Sebelumnya
perkenalkan nama saya Bunga. Saya salah satu pendamping lokal desa dalam sebuah
kecamatan. Disini saya akan menulis salah satu obyek mengenai desa dampingan
saya. Sebelum kita sampai pada pembahasan tersebut, saya akan sedikit
menjelaskan secara umum tentang desa dan apa yang biasa ada dalam desa. Desa
adalah kumpulan dari beberapa unit permukiman kecil yang disebut dusun. Atau
juga Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah
yang berwewenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati
dalam system Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam
desa terdapat peran-peran dari berbagai unsur dalam pembangunan desa itu
sendiri. Beberapa diantaranya meliputi
peran Kepala desa yang merupakan kepala pemerintahan desa, melaksanakan
pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat
desa. Perangkat desa sendiri memiliki tugas diantaranya adalah mengkoordinsikan
urusan perencanaan desa, melakukan pelayanan terhadap masyarakat, melaporkan
pertanggung jawaban dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh desa. Serta
peran masyarakat desa merupakan penyumbang pemikiran, tenaga, dan aspirasi demi
keberhasilan pembangunan desa.
Peran
masyarakat dalam proses pembangunan sangatlah berdampak besar, hal ini
dikarenakan dalam proses pembangunan selalu berdampingan dengan masyarakat secara
langsung. Partisipasi masyarakat memiliki banyak bentuk, mulai dari
keikutsertaan masyarakat dalam program pembangunan maupun yang tidak ikut
secara langsung. Mulai dari proses pendataan, perencanaan, pelaksanaan,
pertanggungjawaban hingga pemeliharaan. Untuk itu sangat diperlukan peran aktif
masyarakat dalam melaksanakan siklus tersebut. Dengan besarnya anggaran yang
masuk kedesa sekarang ini sangatlah diperlukan keikutsertaan masyarakat dalam
berbagai hal yang berhubungan dengan proses pembangunan desa baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Pembangunan
desa merupakan ujung tombak dari pembangunan nasional yang sangat strategis,
maksudnya yaitu pembangunan desa merupakan bagian yang terpenting dalam
menentukan keberhasilan pembangunan nasional nantinya. Suksesnya pembangunan
desa akan berdampak besar bagi pembangunan nasional secara keseluruhan. Hal ini
sesuai dengan makna pembangunan desa bahwa seluruh proses kegiatan pembangunan
yang berlangsung didesa merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan
nasional yang mencakup seluruh aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat.
Ahh
sepertinya perihal pembahasan secara umum tentang desa kurasa cukup. Saya
sangat tertarik pada Salah satu obyek dalam desa dampingan saya. Sebut saja
desa dampingan saya adalah Desa Cemara. Desa cemara ini merupakan desa yang
masih sangat asri sekali, karena masih banyak situs-situs kebudayaan, adat
istiadat serta tradisi dan kebudayaan dalam desa tersebut. Desa ini termasuk
desa yang terletak diujung kabupaten. Kalau ditanya gimana desanya, yang jelas
masih agak ndeso yaa…. Hehehe.
Pagi ini
saya akan berangkat ke Balai Desa Cemara dalam hal dampingan pastinya. Namun
perjalananku terhenti sebelum sampai di kantor desa. Saya memutuskan untuk
mengulik sedikit sejarah dan peran pemerintah desa dalam salah satu obyek di
desa dampingan saya. Obyek yang saya ambil adalah obyek wisata religi. Wisata
religi kali ini juga merupakan sebuah adat yang menjadi kebiasaan masyarakat
setempat dalam kepercayaan tersebut. Adat ini merupakan sebuah peziarahan dari
zaman dahulu yang diyakini oleh masyarakat luas merupakan tokoh yang pernah
singgah dalam desa tersebut.
Saya
bertemu dengan Pemangku atau biasa disebut juru kunci dalam makam tersebut.
Makam tersebut adalah makam Mbah Jogo. Dan juru kuncinya Sebut saja Pak Sakti.
Saya dan pak sakti bercerita sambil minum kopi dekat dengan makam
tersebut. Pak sakti ini ternyata sudah
tua dan lama dalam menjadi juru kunci di makam tersebut. Saya bicara banyak hal
dengan pak Sakti ini. Beliau sangat ramah dan baik. Banyak juga cerita yang
beliau bagi kesaya, hal itu juga yang membuat perjalanan saya pagi menjelang siang
ini menjadi sangat semangat. Hehe
Menurut
pak Sakti Mbah Jogo dalam makam tersebut sering kali memberikan pertolongan
terhadap masyarakat yang mengalami kesakitan atau bahkan sedang sakit. Mbah
jogo tersebut sering berpindah dari tempat ketempat demi berbaur dengan
masyarakat. Karna konon mbah jogo tersebut hanya pendatang di Desa Cemara dan
sampai kini tidak diketahui berasal dari daerah mana. Karena mbah jogo tersebut
selalu berpindah pindah dari tempat satu ketempat yang lainnya. Beliau terkenal
dengan keramahannya dan kebaikannya, karna beliau sering membantu masyarakat
dan memberikan tetuah-tetuah baik untuk masyarakat sekitar. Begitupun jiwa
social mbah jogo yang sangat baik, menolong masyarakat yang membutuhkan
bantuan. Terlebih ketika masyarakat ada yang sakit maka akan di bantu dan
ditunggu sampai sembuh dari sakitnya.
Mbah
Jogo juga memiliki kesaktian yang sangat dipercayai oleh masyarakat
sekitar. Dia diyakini dapat menyembuhkan
berbagai macam penyakit, sehingga masyarakat sangat merasa dibantu oleh mbah
jogo tersebut. Namun hingga suatu ketika dia sakit dan akhirnya meninggal
ditempat yang kini telah menjadi tempat peziarahan tersebut. Dalam makam itu terdapat sebuah pohon yang di
keramatkan oleh warga sekitar dan masyarakat luas. Pohon tersebut sangat besar
dan rimbun sehingga mampu menciptakan kesan mistis dalam sebuah pemakaman. Masyarakat meyakini bahwa dalam makam
tersebut terdapat wangsit-wangsit atau kepercayaan dapat dimudahkan dalam
urusan apapun.
Mengapa
pemakaman tersebut disebut dengan obyek wisata? Yaa karena Pihak pemerintah
desa cemara telah melakukan perubahan kegiatan peziarahan agar tidak terlalu
melanggar syariat agama. Salah satunya adalah ketika ziarah maka akan
membacakan tahlil dan doa-doa ajaran Islam. Namun tahun-tahun sebelumnya
ternyata pihak pemerintah desa sangat abai dalam makam tersebut, tidak ada
pemeliharaan ataupun perbaikan dalam makam tersebut. pemerintah desa hanya
mengakui akan adanya situs tersebut, namun belum mendapat perhatian khusus.
Sehingga makam tersebut dulunya hampir menyerupai hutan belantara karena juga
di area perhutanan.
Jika
kita kaitkan dengan pembangunan, maka sebenarnya pihak desa dapat melakukan
pembangunan yang prioritas terhadap makam tersebut. Dan hal itu akan sangat
berpengaruh besar pada pembangunan desa. Karena makam tersebut dapat dijadikan
obyek wisata religi dan menjadi cirri khas atau identitas kebanggaan untuk
desa. Sehingga desa dapat memiliki obyek kebanggaan untuk dapat di perlihatkan
oleh masyarakat luas dan dunia pastinya. Karena yang saya amati beberapa tahun
ini, pihak pemerintah desa hanya merasa mempunyai namun belum dapat melakukan
pembangunan yang bersifat kelanjutan untuk desa.
Menurut
Pak Sakti makam tersebut dulu sangat ramai di kunjungi para peziarah dengan
kondisi makam yang masih kategori hutan. Dan sangat sering dipelihara atau
dalam bahasa jawa dirumat. Seiring
berjalannya waktu ternyata kondisinya semakain kurang bagus karena jarang di
bersihkan tempatnya atau bahkan sudah sedikit abai terhadap makam tersebut.
Padahal peziarah masih sangat antusias mendatangi makam tersebut untuk sekedar
mengirim doa ataupun mempercayai bahwa dapat mengabulkan permintaan mereka.
Hingga pada suatu ketika terjadi bencana pageblug dalam desa tersebut. Menurut
tetua desa pageblug terjadi karena masyarakat desa Cemara kurang melakukan
kebersihan dan juga kurang melakukan ritual-ritual adat yang di turunkan para
luluhur jaman dahulu. Dan juga masyarakat dianggap lupa untuk merumat ataupun
mengruwat makam keramat tersebut. Maka dari itu juru kunci dan tetua desa
tersebut mengharapkan pihak desa ataupun semua masyarakat melakukan rumatan
terhadap makam itu dengan cara apapun. Hal tersebut akhirnya di tampung dalam
Musyawarah Desa untuk pembangunan area pemakaman keramat itu.
“Pageblug
ini harus di sikapi secara bijak. Masyarakat dan pemerintah harus ikut andil
dalam ngruwat dan ngrumat makam ini” kata seorang tetua adat desa tersebut.
Hingga
pada suatu hari masyarakat bergotong-royong untuk membersihkan are makam
tersebut. Dan juga melakukan beberapa rangkaian ritual yang biasa dilakukan
oleh peziarah. Hal itu di lakukan sekali dalam beberapa bulan. Dan masyarakat
juga berantusias untuk ngruwat makam tersebut secara berkelanjutran.
Pada
beberapa tahun lalu akhirnya pihak desa melakukan pembangunan dalam makam
tersebut berupa membangun sebuah pendopo. Pembangunan pendopo tersebut dapat
digunakan untuk berdoa-doa bersama dan tempat istirhat juga setelah melakukan
ziarah agar peziarah merasa nyaman. Bangunan tersebut dianggarkan dari Dana
Desa.
Namun
selang berapa tahun ternyata Indonesia mengalami wabah pandemi Covid-19 yang
berdampak pada pembangunan. Wabah tersebut menjadi prioritas penanganan dalam
pandemi ini. Covid-19 sangat berdampak besar dalam kehidupan masyarakat, mulai
dari permasalahan kesehatan sampai pada masalah perekonomian yang berujung pada
penundaan pembangunan-pembangunan fisik di desa tersebut. Kita semua sangat
berharap agar pandemic Covid-19 segera berakhir, agar semua dapat kembali
normal dan pembangunan-pembangunan dari pemerintah dapat dilaksanakan dan
dimaksimalkan secara baik.
“Pihak
desa sudah beberapa kali membantu tempat ini mbk, mulai dalam anggaran desa
untuk membangun pendopo ini dan juga untuk membantu rabat jalan dalam akses
menuju makam” tutur pak Raja (Kades Desa Cemara).
“Oh
berarti desa telah menganggarkan untuk pembangunan makam ini ya pak?” kataku.
“Iya
mbak, ini dianggarkan dari dana desa, sebelum wabah Covid-19 ini” sahutnya.
“Dampak
Pandemi Covid-19 yang sangat dirasakan dalam sektor wisata religi peziarahan
ini apa ya pak menurut anda?”
“Sangat
terasa dampaknya mbk, dari pemberlakuan penutupan proses ziarah, pembatasan
pengunjung, dan terlebih dalam akses menuju lokasi mbak. Karena sebenarnya
pembangunan rabat jalan menuju pemakaman sudah dilakukan beberapa tahun yang
lalu, sehingga kondisi sekarang rabat jalannya sudah banyak yang rusak dan
perlu perbaikan, dan bias dibilang parah mbak. Padahal Anggaran Dana Desa belum
biasa digunakan untuk pembangunan fisik.”
“Benar
sekali pak! Karena memang saat ini Dana Desa masih digunakan dalam penanganan
Pandemi Covid-19 yang aturan penggunaannya sudah diatur oleh Negara.”
“Iya
mbak.”
“Sebelum
pandemi ini terjadi, saya mau Tanya pak terkait feedback ke desa apa ya pak
dari pembangunan wisata religi ini?” kataku kembali.
“Ya desa
jadi lebih dikenal masyarakat luas ataupun peziarah dari luar daerah mbk, karna
yang ziarah di tempat ini dari berbagai penjuru daerah”.
“Apakah
ada penarikan jumlah uang untuk tiket masuk pak atau parkir begitu?”.
“Sementara
belum ada mbk, karna pemakaman ini masih asri sekali dan sangat jawa sekali,
namun tidak tau nanti kedepannya bagaimana mbk seiring perkembangan zaman.
Padahal kalau makam ini di bangun dan dikelola dengan baik maka sebenarnya akan
membantu pemulihan perekonomian masyarakat di era Pandemi seperti ini. Hanya
saja belum terealisasikan dengan baik mbk”.
“Benar
sekali pak, karena jika dikembangkan dengan baik maka akan menjadi daya tarik
tersendiri oleh masyarakat luas, dan dapat membantu perekonomian desa.”
“Maka
dari itu pihak desa berinisiatif untuk memprioritaskan pembangunan setelah
pandemi Covid-19 ini berakhir untuk tetep ngruwat dan ngrumat peziarahan
tersebut.”
Rupanya
waktu sudah semakin siang menjelang sore, tak terasa mengobrol dengan
beliau-beliau sangan membuka wawasan saya bahwa Pemerintah Desa sangat
mempunyai peran penting dalam proses pembangunan desa yang beragam akan
keyakinan dan adat-istiadat. Pembangunan desa sangat dibutuhkan dalam
peningkatan kesejahteraan masyarakat desa serta dalam upaya memperbaiki
perekonomian desa. Dalam hal ini peran semua elemen masyarakat sangat
dibutuhkan sebagai penyampaian aspirasi, dukungan terhadap pemerintah, serta berperan
langsung dalam proses pembangunan desa.
Penulis: Lilik Rosidah
0 Komentar