Lewang Memberikan Jalan untuk Nelayan Ujong Blang

 


Terasa sangat senang melewati jalan-jalan Desa yang indah dan berbatas langsung dengan lautan samudra yang biru terlihat nan jauh seakan tiada batas bertepi. Ditambah lagi warganya yang ramah menyapa tamu yang berkunjung sambil bekerja menjemur ikan teri hasil laut untuk dijual kembali ke luar daerah. Selebihnya mamak-mamak yang menjual tiram yang sudah dikupas dalam plastik berjejer di meja pinggir jalan sebagai penopang ekonomi keluarga dan kebutuhan jajan anaknya pergi sekolah. Bapak-bapak memperbaiki merajut jaring yang sudah terputus duduk berkelompok di bawah atap susunan pelepah kelapa untuk mengurangi teriknya matahari. Begitu indahnya berpadu saling bertautan rutinitas serta aktivitas ekonomi di desa yang diperankan oleh masing-masingnya.

Gampong atau disebut juga Desa, seperti Desa Ujong Blang merupakan salah satu Gampong diantara delapan belas Gampong yang ada di Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe. Sebagai daerah pesisir yang berbatasan langsung dengan lautan Selat Malaka, maka aktivitas utama masyarakatnya adalah rata-rata sebagai nelayan. Selebihnya sebagai penyedia jasa pertukangan, pedagang dan lain-lain. Masyarakat nelayan masih menggunakan alat-alat penangkap tradisional dalam menangkap ikan ke laut. Masih sedikit sekali inovasi yang mereka gunakan, termasuk boat maupun kapal penangkap ikan yang digunakan untuk menangkap ikan masih setengah modern, perkakas yang digunakan masih semi manual. Semuanya lebih mengandalkan pada tenaga manusia semata.

Selain sebagai daerah yang mayoritas profesi penduduknya sebagai nelayan, Gampong Ujong Blang juga dikenal sebagai daerah tujuan wisata pavorit atau ikonnya wisata Kota Lhokseumawe. Bagi yang berkunjung jalan-jalan ke Lhokseumawe belum lengkap rasanya jika belum berkunjung ke objek wisata Ujong Blang. Wisata pesisir Ujong Blang sudah dikenal ke seantero Aceh, bahkan pada hari libur cukup membludak wisatawan yang berkunjung ke pantai Ujong Blang. Sebenarnya pantai Ujong Blang terdiri dari beberapa gampong yaitu Gampong Ujong Blang, Ulee Jalan, Hagu Teungoh, Hagu Selatan, dan Kampung Jawa Lhokseumawe dengan panjang total pantainya sekitar 12 kilometer membentang di Pulau Banda Sakti. Namun yang paling terkenal sebutannya sepanjang pantai tersebut adalah Pantai Ujong Blang.

Sejak pertama kali adanya Dana Desa tahun 2015 sampai saat ini Gampong Ujong Blang terus berbenah membangun berbagai kebutuhan infrastruktur maupun peningkatan kapasitas manusia ekonomi untuk kesejahteraan masyarakatnya, dengan kepemimpinan Keuchik yang baru dilantik sembilan bulan yang lalu berjalan lancar sampai dengan sekarang. Sebagai penduduk yang mendiami di pesisir pinggir laut pada awalnya tidak mudah berkomunikasi dengan masyarakatnya karena “karakter lautnya” yang keras. Namun dengan pendekatan kearifan lokal dan persaudaraan yang kuat dilakukan oleh Pendamping Desa Kecamatan Banda Sakti maka membuahkan hasil diantaranya masyarakat semua kalangan sangat terbuka untuk berdiskusi baik informal di warung-warung Kopi Gampong maupun musyawarah formal di kantor Gampong. Umumnya masyarakat sangat berharap Pendamping Desa selalu ikut diskusi, ikut pendampingan bersama memberikan pandangan pandangan inovasinya dalam memajukan ekonomi masyarakat nelayan maupun menggerakkan ekonomi pariwisata sehingga berpengaruh juga pada peningkatan ekonomi masyarakat Gampong Ujong Blang.

Karena ada rencana besarnya untuk tahun 2024 akan datang mereka ingin membangun sektor pariwisata Ujong Blang agar semakin menarik minat pengunjung semakin betah guna mempengaruhi aktivitas ekonomi mereka pun semakin meningkat. Diantaranya nanti akan ada penataan perparkiran pengunjung, dibuka unit warung kuliner BUMDesa, dan adanya Home Stay di pinggir laut yang langsung menghadap ke Selat Malaka, pada malam hari sungguh indah pernak pernik lampu kapal yang lewat di laut Selat Malaka. Langkah ini tentunya tetap berkoordinasi juga dengan Dinas Pariwisata Kota Lhokseumawe. Tapi rencana itu nanti dahulu, karena masih sebagai sebuah rencana akan datang 2024, sekarang kita lanjut ceritakan keberhasilan yang sudah diraih oleh Gampong Ujong Blang sampai saat ini.

Pada titik lain di sepanjang pesisir nan indah Gampong Ujong Blang, terdapat sebuah TPI (Tempat Pendaratan Ikan) Ujong Blang sebagai pelabuhan tradisional yang sangat vital dan strategis bagi aktivitas bongkar hasil laut ke darat. Keberadaan Pelabuhan ini sudah lama sejak tahun 1980 yang lalu. Juga ada aktivitas ekonomi di sekitar pelabuhan tersebut seperti berkembangnya warung-warung masyarakat, kios-kios makanan serta jasa becak angkat barang hasil tangkapan laut.

Pada pagi hari mulai sekitar jam tujuh dan sore hari sekitar jam empat sore adalah suasana yang sangat indah untuk kita menikmati aktivitas bongkar muat kapal dan boat ikan masyarakat nelayan. Sore hari mereka memuat barang-barang perlengkapan untuk pergi melaut mencari ikan dan besok pagi subuh baru mereka akan berlabuh lagi di TPI Ujong Blang. Begitu terus aktivitas masyarakat nelayan Ujong Blang. Jika sempat mereka macet pergi melaut, maka dampaknya luar biasa harga ikan jadi mahal, ekonomi nelayan juga macet, anak sekolah terganggu juga untuk ke sekolah. Semoga tidak terjadi dan kita perkuat ekonomi masyarakat nelayan, jangan pakai konsep cari hari ini untuk hari ini, melainkan memakai konsep nelayan mencari hari ini untuk masa depan dan menabung, investasi untuk mereka sejahtera.

Kembali ke saat-saat menikmati keindahan kapal atau boat nelayan pulang melaut di TPI Ujong Blang, maka terjadi aktivitas bongkar muat di TPI Ujong Blang, semua aktivitas dilakukan dengan manual mengandalkan tenaga manusia. Fiber ikan berat rata-rata 100 kg dengan harga angkat dari kapal ke darat sebesar RP 35.000,- per fiber yang diangkat oleh sepuluh orang tenaga manusia menggunakan tali sebesar jempol kaki atau sejenis tali kapal yang ukuran kecil, dililit pada fiber dan diangkat dengan sebatang tiang kayu bulat, miris kita melihatnya sungguh berat pekerjaan mereka. Seandainya saja suatu alat angkat yang dapat meringankan pekerjaan mereka, maka sungguh senang mereka. Selanjutnya fiber ikan berat 100 kg tersebut ditempatkan di atas becak motor dan ongkos becak sebesar Rp 40.000.- dibawa ke pasar ikan jarak sekitar 7 km. Begitulah cara nelayan TPI Ujong Blang mengangkat fiber ikan hasil tangkapan, memang berat perjuangan nelayan.

Pada Musrenbang Gampong untuk pelaksanaan pembangunan tahun 2023 ini terpikir dari diskusi masyarakat dan aparatur Gampong bersama Pendamping Desa untuk merancang sebuah Teknologi Tepat Guna (TTG) sederhana yaitu masyarakat Ujong Blang menyebutnya “Lewang” atau crane tiang besi lingkaran 70 cm menggunakan penggerak mesin diesel 24 pk. Untuk rangkaian kebutuhan alat-alat tersebut dianggarkan dengan Dana Desa tahun 2023 sebesar Rp 35.000.000,- (tiga puluh lima juta rupiah). Proses pengerjaannya oleh teknisi sekitar satu bulan prosesnya dan akhirnya jadi lah alat yang disebut masyarakat lokal Ujong Blang sebagai “Lewang”. Bentuknya memang sederhana, namun fungsinya bagi masyarakat nelayan TPI Ujong Blang tidaklah sederhana, melainkan sangat luar biasa sehingga memudahkan mereka dalam mengangkat fiber ikan hasil tangkapan ke darat maupun barang-barang berat lainnya dari kapal ikan.

Ongkos angkat satu fiber ikan seberat 100 kg yaitu Rp 5.000,- saja dari harga sebelumnya Rp 35.000,- dengan manual menggunakan tenaga manusia. Bahkan pada sekitar tahun 2015 sempat terjadi kecelakaan menimpa salah seorang tukang angkat fiber ikan karena terguling fiber waktu diangkat ke darat yang tingginya sekitar 3 – 4 meter dari air laut TPI sehingga mengalami patah tulang. Syukur saat ini masyarakat nelayan Ujong Blang sudah sangat mudah bekerja memindahkan fiber ikan hasil tangkapan. Dana Desa memberikan dampak baik yang benar-benar nyata bagi masyarakat asalkan sama-sama dikelola dengan baik, dimulai dengan perencanaan yang baik pula.

Saat ini operasional Lewang tersebut dikelola di bawah unit usaha BUMDesa Bandar Kuta Gampong Ujong Blang. Rata-rata pendapatan kotor per hari sebesar Rp 750.000,- dari aktivitas bongkar muat Lewang tersebut. Sebagai mana disebutkan dalam Anggaran Rumah Tangga nantinya pendapatan tersebut akan dibagi antara lain sebagai operasional harian, Pendapatan Asli Desa PAD), bantuan bagi masyarakat miskin dan anak yatim serta sebagai keuntungan unit usaha BUMDesa. Semoga sukses terus untuk Masyarakat bersama BUM Desa Bandar Kuta Ujong Blang.

Lewang itu hanya salah satu tumpuan kebangkitan yang terjadi dari penggunaan Dana Desa yang diperuntukkan benar-benar sesuai kebutuhan masyarakat, serta tepat sasaran serta memberikan dampak luas bagi kehidupan aktivitas ekonomi masyarakat Gampong. Juga masih banyak tumpuan harapan penggunaan Dana Desa untuk inovasi bidang-bidang yang lainnya. Karena masyarakat dan aparatur Gampong Ujong Blang ke depan tahun 2024 akan melakukan pengembangan unit usaha pariwisata Ujong Blang. Benar-benar sebuah potensi wisata yang masih tersimpan belum dikembangkan lebih maksimal. Padahal pantainya sangat indah menjulur jauh ke ujung laut dengan air laut yang biru. Benar-benar tidak kalah dengan pantai laut di daerah lain bahkan pantai pesisir laut di luar Aceh.

Sebenarnya banyak potensi yang ada di Gampong Ujong Blang, tinggal lagi dibutuhkan sosok-sosok orang yang mampu membuka wawasan dan menjalankan dengan memanfaatkan potensi tersebut yang ada di gampong. Maka peran Pendamping Desa di sini sangat strategis untuk mendampingi masyarakat, akan berdosa tentunya jika tidak dilakukan pendampingan dengan sungguh-sungguh karena negara telah memberikan segalanya sebagai fasilitas kelancaran pendampingan bagi masyarakat. Semoga Pendamping Desa selalu di hati masyarakat dan bekerja mendampingi untuk kesejahteraan masyarakat gampong.



Penulis: Dahlan, S.E

Posting Komentar

0 Komentar