Aku Sang Pendamping Desa


Pohon jambu yang daunnya rimbun berayun dihembuskan oleh angin dipagi hari. Ranting kecil nan lebat berayun pelan karena hentakan kaki burung yang terbang kecil. Setiap hentakan kaki dan kepakan sayap membunyikan irama cericit yang ramah dalam sebuah memori. Selalu merindukan dan meneduhkan, begitu pulalah aku saat ini yang sedang merindukan senyumanmu ketika kehadiranku yang kau tunggu-tunggu dan yang kau nanti- nantikan, dan bukan seekor lebah yang mempunyai sengatan berajun sehingga engkau menghindar berpaling untuk tidak mengharapkan kehadiranku seorang. Anggaplah diriku seekor lebah madu yang bisa engkau ambil manfaatnya dan kau nikmati manisnya madu yang tidak bisa kau dapatkan dari seekor kumbang hitam yang terbang dengan sayapnya.

Pagi itu dibulan Desember tahun 2018, dunia pemerintahan di Tiyuh-Tiyuh Kecamatan Way Kenanga kedatangan seorang Pendamping Desa Teknik Infrastruktur yang berdomisili beda Kecamatan yan terlihat menggendong sebuah tas hitam berisikan sebuah dokumen Surat Perintah Tugas yang menjadi modal utama dalam memperkenalkan diri dan sebuah tutur kata lembut kesopanan yang telah diajarkan oleh orang tua yang telah membesarkannya. Dengan pundak menunduk memberikan salam perkenalan sebagai orang baru yang masuk di Dunia Pemerintahan sebagai Pendamping Desa Teknik Infrastruktur yang memiliki gelar lulusan Strata 1 (Satu) Teknik.

Hari demi hari yang yang telah dilalui, seorang Pendamping Desa Teknik Infrastruktur menjalankan tugasnya sebagai Pendamping Desa meskipun di lingkungan yang baru ia selalu mencoba untuk mendekatkan dan mengakrabkan dengan orang-orang di pemerintahan Tiyuh, yang kedatanganya ntah diharapkan dibutuhkan atau tidak ia pun tak tahu yang ada dibenak pikirannya hanyalah melakukan apa yang sudah menjadi tugas dan pokok fungsinya sembari mencoba mengenali karakter masing-masing orang yang berada di pemerintahan Tiyuh.

Bulan demi bulan terlewati, menjalani apa yang harus ia jalani mencoba untuk menunjukan bahwa kehadiranya bisa memberikan dampak positif dan dianggap oleh masyarakat Tiyuh, tetapi semua itu tidaklah mudah masih membutuhkan perjuangan sehingga Tiyuh bisa menganggap Pendamping Desa untuk menjadi mitra kerja dalam pemerintahan Tiyuh dalam bidang Pembangunan Infrastruktur Tiyuh. Tiyuh yang masih awam terhadap ilmu teknis dalam perencanaan pembangunan dan teknis langkah pengerjaan yang sesuai keteknisan. Hitungan bulan tidaklah cukup untuk bisa mendapatkan keakraban dan kebersamaan di dalam Pemerintahan

Tiyuh bagaikan antara ada dan tiada, disadari atau tidak sosok seorang Pendamping Desa Teknik Infrastruktur yang bertugas mengawal dan mendampingi Tiyuh dalam merencanakan pembangunan di Tiyuh sampai tingkat pelaksanaan dalam memulai pengerjaan pembangunan hingga selesai. Peran penting Pendamping Desa Teknik Infrastruktur sangat penting mengingat didalam perencanaan Tiyuh pasti banyak pembangunan yang harus dikawal dalam pelaksanaannya.

Setahun telah berlalu yang sudah dijalani oleh Pendamping Desa Teknik Infrstruktur, di Pemerintahan Tiyuh Kecamatan Way Kenanga terdapat satu orang Pendamping Desa Pemberdayaan sebagai Koordinator Kecamatan, satu orang Pendamping Desa Teknik Infrastruktur dan tiga orang Pendamping Lokal Desa. Lima orang menjadi satu tim untuk mendampingi Tiyuh mengawal Dana Desa supaya dipergunakan oleh Pemerintahan Tiyuh sesuai regulasi yang ada. Seiring berjalannya waktu tim Pendamping Desa di Kecamatan Way Kenanga di Tahun 2022 terjadilah pergantian Koordinator Kecamatan yang dijabat oleh Pendamping Desa Teknik Infrastruktur, diawal tahun tersebut dalam perencanaan di Pemerintahan Tiyuh sesuai dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Desa Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 7 tahun 2021 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2022 antara lain menyebutkan bahwa “Penggunaan Dana Desa untuk program prioritas Nasional sesuai kewenangan Desa” maka perencanaan di Tiyuh sudah memakai rekomendasi SDGs Desa sesuai hasil inputan meskipun data penginputan di Tiyuh belum selesai 100% itu akan menjadi salah satu tugas dari Pendamping Desa di Kecamatan Way Kenanga untuk memfasilitasinya.

Dengan keteguhan dan kerjasama tim yang berpegang teguh pada rasa persaudaraan sesulit apapun dan serendah apapun progres pendampingan di Tiyuh pasti akan terselesaikan, mengingat progress penginputan SDGs Desa di Tiyuh masih rendah dan berkat kegigihan kerja tim maka sembilan Tiyuh dikecamatan Way Kenanga mencapai progress seratus persen. Hadirnya sosok Pendamping Desa sekarang sangat berarti bagi Tiyuh di Kecamatan Way Kenanga, kehadiranya yang disambut dengan baik dan ramah. Hal yang tidak kalah penting yaitu sebuah keuletan dan ketelatenan tulus dalam berkerja memberikan ilmu yang dipunyai tidaklah mengurangi kepintaran kita, mengawal dan mengarahkan teknis pembangunan untuk membangun Tiyuh menuju perubahan yang signifikan membutuhkan sebuah proses perjalanan. Menimbulkan rasa kepercayaan terhadap Tiyuh kepada sosok seorang Pendamping Desa dengan waktu hari, bulan, tahun bukanlah proses yang singkat.

Tidak terkecuali dalam Pendampingan hanya berfokus pada perencanaan pembangunan saja, di Tiyuh juga memiliki dan terdapat potensi seperti halnya Tiyuh yang memiliki Badan Usaha Milik Tiyuh yang perlu dikembangkan, yang nantinya hasil usaha bisa menjadi Pendapatan Asli Tiyuh dari bagi hasil yang dapat dimasukan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Tiyuh, tidak dipungkiri banyak Badan Usaha Milik Tiyuh yang masih terbengkalai kepengurusannya. Sesuai “Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 tentang Badan Usaha Milik Desa” bahwa Tiyuh harus memiliki Badan Hukum dari Kemenkeuham untuk dapat bersertifikat, di tahun 2022 Badan Usaha Milik Desa di Kecamatan Way Kenanga disembilan Tiyuh belum berbadan hukum dan berkat kerja tim Pendamping dalam memfasilitasi Tiyuh sampai akhir Tahun 2022 sudah enam Tiyuh yang berbadan hukum dan memiliki sertifikat.

Lewat di tahun 2022 dan awal tahun 2023 Pendamping Desa yang bertugas di Kecamatan Way Kenanga harus relokasi pindah lokasi tugas di Kecamatan Gunung Agung dibulan Februari tahun 2023 dan tidak menutup kemungkinan memulai dari awal lagi bersosialisasi dengan orang-orang baru. Di lokasi tugas yang baru penyesuaian mengenal karakter pemerintahan Tiyuhnya dan mencoba mendekatkan diri, tantangan yang harus dihadapi yaitu harus bersikap legowo ketika kehadiran seorang Pendamping Desa yang baru bertugas di lingkungan Pemerintahan yang sebelumnya tidak pernah bertatap muka. Tidak dipungkiri bahwa dalam dunia Pendampingan mudah atau sulit tergantung pembawaan dari seorang pendamping, dianggap atau tidak harus menunaikan kewajiban mengemban tugas memfasilitasi Tiyuh.

Berjalan satu bulan dilokasi tugas baru menguji kesabaran yang luar biasa, mental harus sekuat baja ketika Pendamping Desa harus menyelesaikan tugasnya untuk mendapatkan data di Tiyuh dan tidak sembarang Tiyuh bisa memberikan data begitu saja, yang dirasakan Pendamping ketika di Balai Tiyuh terkadang jangankan meminta data secangkir air putih saja enggan untuk menampakan kehadirannya, seiring berjalannya waktu Pendamping Desa mencoba menunjukan bahwa kehadirannya sangat bisa membantu Tiyuh dan berkat kegigihan, kesabaran dan keuletan yang ekstra dan sebuah proses tidak akan menghianati hasil, memenuhi kewajiban dalam mengawal mamfasilitasi Tiyuh yang bisa mencapai progres yang sangat baik hubungan emosional yang sudah didapat maka kehadiran seorang Pendamping lah yang ia tunggu dan nanti-nanti. Inilah sebuah capaian bahwa kepintaran saja tidak cukup untuk mencapai sebuah proses, proses yang berliku-liku adalah sebuah perjalanan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.

Berjalan tiga bulan, empat bulan dan seterusnya sampai sekarang dalam mendampingi Tiyuh dan memfasilitasi mengawal regulasi pemerintahan Tiyuh dalam sebuah perencanaan pembangunan untuk kemajuan Tiyuh, Membangun Tiyuh sesuai dengan Program Nasioal SDGs Desa untuk menjadi Tiyuh Mandiri dan berpotensi. Keberadaan seorang Pendamping Desa yang diharapkan oleh Pemerintahan Tiyuh adalah sebuah capaian yang sangat berharga bukan permasalahan penghargaan tetapi sebuah proses yang menjadikan pelajaran.

Sebuah tuntutan yang sudah menjadi kewajiban untuk meningkatkan mencapai progres Pendampingan Badan Usaha Milik Tiyuh yang masih banyak yang belum memiliki sertifikat Badan Hukum di Kemenkeuham, dan menunjukan bahwa seorang Pendamping Desa pasti mengawal proses itu. Dengan semangat dan niat tulus berjalannya waktu dari tiga belas Tiyuh yang tadinya hanya tiga yang sudah mempunyai sertifikat, sekarang sudah delapan Tiyuh yang mempunyai sertifikat. Itu adalah sebuah capaian bahwa peran Pendamping Desa layak untuk mendapatkan secangkir kopi dipagi hari setiap kunjungan di Tiyuh, keharmonisan tanpa kesenjangan baik antara Pendamping Desa dengan Pemerintahan Tiyuh. Secangkir kopi dipagi hari, sebatang rokok yang tersulut api menciptakan sebuah inspirasi menimbulkan tawa canda bahagia bersama untuk membangun Tiyuh menjadi Tiyuh mandiri. Tak perlu menakut-nakuti, karena secangkir kopi tidak menunjukkan diri. Menanamkan kepercayaan tidaklah mudah dan membutuhkan proses sebentar, pantang mengeluh tetap semangat memberikan yang terbaik untuk Pemerintahan Tiyuh. 

Dengan rasa percaya diri dan kehadiran yang sudah dianggap keberadaannya seorang Pendamping Desa meminta sebuah data tidaklah sulit karena seorang Pendamping Desa harus selalu siap ketika Pemerintahan Tiyuh membutuhkan sosok seorang Pendamping, semua capaian ini bukan semata-mata mempunyai bekingan pusat atau orang dalam tetapi berkat doa dari orang-orang yang di rumah untuk kelancaran pekerjaan dari keluarganya untuk dipermudah. Banyak ucapkan bersyukur, sungguh besar kuasa Tuhan yang selalu memberikan kelancaran kepada hambanya. Yang mustahil menjadi sangat mudah ketika ada keberadaan tetapi tidak dipandang ada jika, Tuhan sudah melihat ketulusan kita maka dengan caranya lah memberikan pertolongan. Dan perlu diingat bahwa proses tidak akan pernah menghianati hasil dari sebuah ketululusan dan hati baik.



Penulis: Miat Wahyudi

Posting Komentar

0 Komentar