Jejak Dedikasi Pendamping Lokal Desa Cisolok



Oleh: Yudhan Permadi

Di sebuah kedai kopi yang tenang di sudut desa, saya duduk bersama dengan teman lama saya, Yayan. Dalam cangkir kopi yang hangat, kami berbagi cerita tentang perjalanan hidup kami, khususnya peristiwa yang membawa Saya menjadi Pendamping Lokal Desa.

"Dhan, ingat tidak dulu pada tahun 2017, saat saya memberitahu kamu tentang rekrutmen Pendamping Lokal Desa?" tanya Yayan sambil tersenyum.

"Tentu saja, itu adalah momen yang mengubah hidup saya, teman." Ujarku sambil mengingat kembali. Yayan (tersenyum lebar) "tentu, itu kesempatan yang luar biasa, Kisahkan lebih lanjut!”

Betul. Saya mencoba peruntungan dan ikut testing. Tes itu diadakan di IPB Bogor, dan saat itu saya bersaing dengan hampir ratusan orang lainnya. Saya masih jelas mengingat saat itu, perasaan tegang dan kompetisi yang sangat ketat. Hampir ratusan orang bersaing untuk mendapatkan satu tempat sebagai Pendamping Lokal Desa. Tapi saya tidak merasa sendirian, karena saya selalu berdoa dan bergantung pada kuasa Allah. Ketika pengumuman kelulusan akhirnya tiba, rasa syukur meluap dalam hati saya.

"akhirnya?" sambut Yayan penasaran.

"Dengan kuasa Allah, Alhamdulillah, saya berhasil mendapatkan hak itu untuk menjadi Pendamping Lokal Desa."

"Itu luar biasa, Yudhan." Yayan memberikan afirmasi positif

"Pada tahun 2017, saya diangkat di Kementerian Desa PDTT sebagai Pendamping Lokal Desa dan ditempatkan di Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Itu adalah awal dari perjalanan yang menarik dan penuh makna ini."

Obrolan kami pun berlanjut, dan Yayan mendengarkan dengan penuh kagum saat Saya menceritakan pengalaman saya sebagai Pendamping Lokal Desa.

Hari-hari selanjutnya adalah perjalanan saya dalam membantu masyarakat desa mencapai impian dan potensinya. Saya bekerja keras bersama dengan warga desa untuk merencanakan dan melaksanakan berbagai program pembangunan yang akan membantu mereka meningkatkan kualitas hidup. Setiap langkah yang kami ambil adalah langkah pertama menuju perubahan yang lebih baik.

Perjalanan saya sebagai Pendamping Lokal Desa di Kecamatan Cisolok tidaklah mulus seperti yang saya bayangkan. Setelah diangkat oleh Kementerian Desa PDTT pada tahun 2017, awal tugas saya penuh dengan tantangan. (berbicara dengan wajah serius) "Awal saya bertugas, saya sangat kesulitan dalam menerapkan SOP kerja dari Kementerian Desa PDTT. Masuk ke desa ini, saya diterima dengan respon yang kurang baik." Desa menganggap Pendamping Desa seperti orang-orang LSM atau wartawan yang hanya datang sesaat untuk meliput atau memberi janji manis. Padahal, kami adalah mitra desa dalam melaksanakan pembangunan desa ini.

"Saya bisa bayangkan betapa sulitnya situasi itu. Bagaimana respon mereka?" ungkap Yayan.

"Alhamdulillah, dengan usaha yang cukup berat, sedikit demi sedikit, desa mulai menerima saya sebagai Pendamping Desa.” Meskipun pada awalnya hanya menganggap kami sebagai orang yang tidak penting, mereka mulai menyadari bahwa kami ada di sini untuk membantu mereka, bukan untuk mencari keuntungan pribadi.

"Itu adalah perjuangan yang luar biasa, Yudhan." sambung Yayan.

Saya memahami bahwa perubahan yang diinginkan memerlukan usaha keras. Kepala Desa saat itu belum terlalu transparan dalam mengelola administrasi desa. Pada awalnya, Kepala Desa mungkin merasa terancam atau ragu untuk berbagi tanggung jawab. Namun, saya terus bersabar dan mengedukasikan tentang manfaat transparansi, baik bagi pihak desa maupun untuknya sendiri. Saya juga bekerja sama dengan staf dan perangkat desa untuk memperbaiki proses administrasi yang masih semrawut.

Waktu berlalu, dan saya melihat perubahan yang luar biasa. Kepala Desa akhirnya menerima pentingnya melibatkan semua pihak dalam pengelolaan desa. Kejadian ini menjadi titik balik dalam perjalanan saya sebagai Pendamping Lokal Desa. Saya tahu bahwa perubahan yang sesuai dengan regulasi adalah hal yang harus dikejar, dan saya menjadi semakin semangat untuk mencapainya.

Langkah pertama adalah mendapatkan APBDesa (Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa). Ini adalah tanggung jawab saya untuk melaporkannya ke Kementerian Desa PDTT. Alhamdulillah, saya berhasil mendapatkan APBDesa dari Pendamping Kecamatan Cisolok, dan saya mempelajarinya dengan seksama dan selanjutnya untuk melakukan sosialisasi.

Tidak butuh waktu lama bagi perangkat desa untuk memahami pentingnya APBDesa. Setelah mereka mengerti, saya merencanakan jadwal untuk mengadvokasi antara Kepala Desa dan perangkat desa. Saya juga meminta bantuan dari Kecamatan dan Pendamping Desa Kecamatan untuk hadir dalam acara ini. Alhamdulillah, kedua belah pihak mau hadir dalam kegiatan advokasi ini.

"Masih ada tugas lagi saya sebagai pendamping, yaitu mempertemukan pemerintahan desa dengan masyarakat desa." imbuh saya

Yayan (mengangguk) "Itu pasti tugas yang penting, Yudhan. Bagaimana selanjutnya?"

Selanjutnya, kami bersama Pemerintah Desa mengadakan musyawarah desa. Tujuan utamanya adalah untuk mensosialisasikan anggaran pendapatan belanja desa, sehingga semua masyarakat bisa paham apa saja kegiatan yang akan Desa laksanakan.

"Langkah yang baik untuk menjelaskan kepada masyarakat tentang penggunaan dana desa dan menjadi pertemuan yang bermanfaat bagi semua pihak" sambung Yayan.

Saya juga berharap begitu, Yan. Ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa masyarakat memiliki peran yang aktif dalam proses pembangunan desa. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang anggaran dan kegiatan desa, mereka dapat ikut serta dalam pengambilan keputusan yang lebih baik.

Yayan (mengagumi) "Saya kagum dengan semangat Kamu."

"Terima kasih, Yan. Saya tidak pernah puas dengan apa yang telah dicapai. Semua kejadian di atas hanya membuat saya lebih tertantang untuk meningkatkan kapasitas diri saya. Desa dan masyarakatnya memang sangat membutuhkan kehadiran Pendamping Desa, dan saya ingin menjadi yang terbaik dalam peran ini." Saya melanjutkan bercerita.

Setiap akhir tahun, Kementerian Desa PDTT selalu mengadakan Bimtek (Bimbingan Teknis) untuk meningkatkan kapasitas Pendamping Desa. Bimtek ini adalah kesempatan yang berharga bagi kami untuk memperoleh pengalaman dan ilmu-ilmu yang bisa diterapkan nanti di lapangan.

Yayan memberikan apresiasi "Sungguh kesempatan yang sangat berharga."

"Ya, Yan. Kami belajar tentang berbagai aspek pembangunan desa, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan program-program pembangunan. Kami juga mendalami konsep pemberdayaan masyarakat dan bagaimana mengintegrasikannya ke dalam proyek-proyek yang kami jalankan."

"Ini pasti akan sangat membantu dalam pekerjaan Kamu di desa." tutur Yayan.

Ada satu kegiatan yang menjadi prioritas dalam pendataan desa yang merupakan amanat dari Kementerian PDT, yaitu penginputan atau pengisian IDM (Indeks Desa Membangun).Selain IDM, ada juga kegiatan yang menjadi prioritas dari Kementerian Desa PDTT, yaitu SDGs Desa. Ini sangat kompleks dan lengkap. Ketika sebuah desa berhasil mengisi SDGs Desa dengan baik dan mencapai 100%, itu berarti bahwa profil desa, mulai dari individu, keluarga, RT, dan desa itu sendiri, semuanya tercantum dalam SDGs Desa.

"Itu sangat rinci." Kata Yayan.

Saya pun melanjutkan tugas kedua saya adalah memfasilitasi pemanfaatan pendataan desa. Ini merupakan kelanjutan dari IDM dan SDGs Desa yang sudah saya jelaskan sebelumnya."

Yayan (tertarik) "Pemanfaatan data desa? Bagaimana Kamu melakukannya?"

"Dari hasil IDM dan SDGs Desa, kita bisa melihat rekomendasi yang ada di menu IDM dan SDGs mana saja yang akan menjadi prioritas pelaksanaan pembangunan untuk tahun selanjutnya. Ini adalah langkah penting dalam menyusun rencana pembangunan desa." Rekomendasi ini harus dituangkan dalam musyawarah desa. Saya membantu dalam proses ini, memfasilitasi agar rekomendasi-rekomendasi tersebut bisa dibahas dan disepakati bersama oleh masyarakat desa. Hasil musyawarah desa ini kemudian masuk ke dalam RKP (Rencana Kerja Pembangunan) desa.

Yayan "Jadi, rekomendasi ini menjadi pedoman untuk program pembangunan desa?"

"Benar, Yayan. Rekomendasi ini menjadi dasar dalam menyusun program pembangunan desa. Dengan melibatkan masyarakat dalam proses musyawarah, kita memastikan bahwa program- program yang dipilih adalah yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi mereka." Dengan kerja keras dan dukungan masyarakat, saya yakin kita dapat mencapai tujuan pembangunan desa dengan lebih baik.

"Yang ketiga dalam tugas saya adalah memfasilitasi perencanaan desa. Ini mencakup seluruh proses perencanaan pembangunan desa." Saya mendampingi dan memfasilitasi desa dari awal pembentukan tim RKP Desa. Tim ini bertugas merumuskan rencana pembangunan desa untuk tahun selanjutnya.

Yayan "Jadi, tim ini yang akan merancang program-program pembangunan desa?"

"Ya, Yayan. Tim RKP Desa bertugas merancang program-program yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat desa. Mereka mengidentifikasi masalah dan peluang pembangunan, serta menentukan prioritasnya”. Saya memfasilitasi seluruh proses perencanaan, termasuk musyawarah desa perencanaan pembangunan.

Yayan "Itu adalah langkah penting untuk memastikan program-program pembangunan sesuai dengan kebutuhan masyarakat."

"Betul sekali, Yayan. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan adalah kunci kesuksesan. Saya membantu agar semua suara didengarkan dan bahwa rencana pembangunan mencerminkan aspirasi bersama masyarakat." Saya setuju dengan apa yang Yayan katakan.

Saya melanjutkan menceritakan Tugas keempat saya adalah memfasilitasi desa dalam pelaksanaan pembangunan, khususnya dalam persiapan administrasi dan pengadaan barang dan jasa." Saya mengarahkan desa untuk mempersiapkan administrasi yang diperlukan, seperti kelengkapan pengadaan barang dan jasa, serta dokumen-dokumen lain yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek pembangunan.

Yayan "Apa tujuannya?"

"Tujuannya adalah memastikan bahwa semua persiapan administratif berjalan dengan baik sehingga pelaksanaan proyek pembangunan bisa berlangsung lancar dan sesuai dengan rencana.” Saya memberikan panduan dan bimbingan kepada desa tentang prosedur pengadaan barang dan jasa yang sesuai dengan regulasi yang berlaku.

Yayan "mengapa penting untuk segera mengajukan pencairan dana desa?"

"Masyarakat sangat menunggu pembangunan di desanya. Dengan segera mengajukan pencairan dana desa, desa dapat memulai pelaksanaan proyek pembangunan sesuai rencana dan memberikan manfaat yang diharapkan kepada masyarakat." Persiapan yang baik adalah kunci kesuksesan dalam pelaksanaan proyek pembangunan.

"Tugas kelima saya adalah memfasilitasi desa dalam memonitor pelaksanaan pembangunan desa. Ini adalah bagian penting dalam memastikan bahwa semua program pembangunan berjalan sesuai rencana." Kegiatan ini biasanya saya lakukan berdasarkan arahan dari DPMD (Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa) kabupaten dan juga Kecamatan.

Yayan "Apa yang Kamu lakukan dalam pemantauan ini?"

"Saya membantu desa dalam menyusun mekanisme pemantauan yang efektif. Ini melibatkan pencatatan data, evaluasi pelaksanaan proyek, dan pemantauan dampak yang dihasilkan. Saya juga membantu dalam mengadakan pertemuan rutin dengan pihak terkait untuk membahas kemajuan dan masalah yang mungkin muncul.” Jika ada masalah, saya bekerja sama dengan desa untuk mencari solusi. Kadang-kadang kita perlu berkoordinasi dengan pemerintah daerah atau bahkan pihak lain yang terlibat dalam proyek tersebut.

Yayan "Sangat penting untuk memastikan bahwa dana desa digunakan dengan baik."

"Tepat sekali, Yan. Dana desa adalah aset berharga, dan kami harus memastikan bahwa penggunaannya efisien dan transparan. Dengan pemantauan yang baik, kita dapat mengidentifikasi masalah sejak dini dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperbaikinya.”

Tugas keenam saya adalah mendampingi desa dalam proses pertanggungjawaban desa. Ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa hasil pembangunan dapat diketahui oleh seluruh masyarakat. Saya bekerja sama dengan pemerintah desa untuk memastikan bahwa semua administrasi terkait pertanggungjawaban desa selesai sesuai dengan yang diharapkan. Ini termasuk laporan keuangan, dokumen penggunaan dana desa, dan segala bentuk dokumentasi yang dibutuhkan.

Yayan "Apa tujuannya?"

"Tujuannya adalah untuk menciptakan transparansi dalam pengelolaan dana desa.” Seluruh masyarakat harus dapat melihat bagaimana dana desa digunakan dan apa hasil yang telah dicapai melalui pembangunan tersebut. Jika ada masalah, saya bekerja sama dengan pemerintah desa untuk mengidentifikasinya dan mencari solusi yang sesuai.

Yayan "Transparansi adalah kunci untuk memastikan kepercayaan masyarakat."

Tugas ketujuh saya adalah mendampingi desa dalam pembuatan pengurus BUMDes yang baru. Ini adalah target yang sangat diharapkan di desa, karena BUMDes dapat menjadi sumber Pendapatan Asli Desa yang penting.

Yayan "Bagaimana Kamu membantu desa dalam proses ini?"

"Saya memberikan panduan dan bimbingan teknis kepada desa dalam pembentukan BUMDes.” Saya juga membantu dalam menyusun rencana bisnis dan strategi pengembangan usaha BUMDes agar mereka dapat beroperasi secara efisien dan berkelanjutan.

Yayan "Ini adalah langkah penting menuju kemandirian desa."

"Tepat sekali, Yan. Kemandirian desa adalah tujuan akhir dari banyak program pembangunan. Dengan BUMDes yang kuat dan beroperasi dengan baik, desa dapat mengelola sumber daya lokal mereka untuk menciptakan pendapatan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat." Saya berusaha semaksimal mungkin untuk membantu desa mencapai kemandirian ekonomi. Tujuan akhirnya adalah agar desa ini dapat mandiri dalam mengelola sumber daya dan usaha-usaha ekonomi lokalnya.

Selanjutnya saya membuat berbagai jenis laporan, mulai dari laporan harian yang mencatat aktivitas saya sehari-hari, hingga laporan mingguan dan bulanan yang merangkum pekerjaan saya selama periode tersebut.

Yayan "Untuk apa laporan-laporan ini digunakan?"

Saya: "Laporan-laporan ini digunakan sebagai alat untuk memantau dan mengevaluasi pekerjaan saya. Mereka juga merupakan cara bagi pendamping desa kecamatan dan camat dari tempat saya bertugas untuk mengetahui apa yang telah saya lakukan."

Yayan: "Bagaimana Kamu menyusun laporan-laporan ini?"

Saya: "Saya mencatat setiap aktivitas yang saya lakukan, pertemuan yang saya hadiri, dan bimbingan yang saya berikan kepada desa. Saya juga mencatat perkembangan dalam pelaksanaan program-program pembangunan desa."

Yayan: "Saya kagum dengan dedikasi Kamu dalam membuat laporan-laporan ini."

Saya: "Terima kasih, Yan. Ini adalah bagian penting dari pekerjaan saya sebagai Pendamping Lokal Desa, dan saya ingin memastikan bahwa semua yang telah saya lakukan terdokumentasi dengan baik."

Demikianlah perjalanan saya sebagai Pendamping Lokal Desa. Meskipun penuh dengan tantangan, saya merasa sangat bersyukur bisa memberikan kontribusi pada pembangunan desa dan membantu masyarakatnya.


Posting Komentar

0 Komentar