Sustainable Development of Desa Wisata Nusantara Framework


Sustainable Development Goals (SDGs) Desa merupakan upaya terpadu pembangunan desa untuk percepatan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Rencana dan kebijakan strategis tahapan pencapaian SDGs Desa yang termuat dalam peta jalan SDGs Desa memiliki target sampai dengan 2030. Penyelarasan program kerja di level desa harus cascading dengan SDGs Desa yang diwujudkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa untuk jangka waktu 6 tahun.

 

Berdasarkan Peraturan Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi No. 21 Tahun 2020 Tentang Pedoman Umum Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, pola pelaksanaan RPJM Desa dapat dilakukan dengan; swakelola, padat karya tunai, kerja sama antardesa, dan atau kerja sama dengan pihak ketiga. Salah satu pola yang digunakan untuk menyerap SDM desa adalah padat karya tunai yang terdiri atas padat karya ekonomi kreatif dan padat karya infrastruktur produktif.

 

Geliat ekonomi kreatif di tingkat desa salah satunya adalah munculnya destinasi pariwisata melalui desa wisata. Menurut data pada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pada tahun 2022 sudah ada 3.416 Desa yang terdaftar di ADWI (Anugerah Desa Wisata) dan Jadesta (Jejaring Desa Wisata). Pada pola padat karya, salah satu usaha ekonomi kreatif yang bisa dilakukan adalah wisata desa yang didukung oleh usaha ekonomi produktif sarana dan prasarana desa wisata.

 

Pengelolaan desa wisata lazimnya dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) yang didirikan oleh desa atau bersama desa-desa guna mengelola usaha, memanfaatkan aset, mengembangkan investasi dan produktivitas, menyediakan jasa layanan, dan menyediakan jenis usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa. Pengelolaan oleh BUM Desa terkait desa wisata juga dapat melibatkan Kerjasama dengan pihak ketiga untuk mempercepat pertumbuhan usaha ekonomi kreatif tersebut yang berasal dari unsur; LSM, perguruan tinggi, Ormas, dan perusahaan.

 

Saat ini, Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi mendukung geliat ekonomi kreatif desa wisata dengan mengembangkan aplikasi Desa Wisata Nusantara. Melalui digitalisasi diharapkan pengelola desa wisata melalui BUM Desa/BUM Desa Bersama dapat memanfaatkan aplikasi tersebut sebagai media promosi untuk menarik para pelancong baik dari dalam maupun luar negeri. Melalui aplikasi ini wisatawan bisa mendaptkan informasi jenis desa wisata berdasarkan kategori; edukasi, kuliner, agrowisata, religi, pantai, gunung, sungai, dan budaya.

 

Sebagai unit pendukung teknis dari direktorat jenderal di Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (BPSDM-PMDDTT) mengemban tugas melaksanakan pengembangan SDM dan pemberdayaan masyarakat di bidang pembangunan desa dan perdesaan, daerah tertinggal, dan transmigrasi. Tugas dan fungsi BPSDM-PMDDTT pada level daerah diselenggarakan melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai/Balai Besar Pelatihan dan pemberdayaan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

 

Melalui peran Balai/Balai Besar Pelatihan dan pemberdayaan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang tersebar di 9 provinsi di Indonesia transformasi pengembangan SDM BUM Desa/BUM Desa Bersama dapat dilakukan. Melalui upaya penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan kepada para pengelola desa wisata diharapkan percepatan pembangunan desa secara berkelanjutan melalui desa wisata nusantara dapat dicapai sesuai harapan.

 

Upaya percepatan tersebut terus dilakukan oleh BPSDM-PMDDTT melalui kolaborasi dengan pihak ketiga, dalam hal ini melalui perguruan tinggi. Untuk meningkatkan daya saing desa wisata secara global perlu adanya upaya “ekstra” untuk mendapatkan masukan terkait data, informasi, dan perkembangan ilmu pengetahuan melalui benchmarking dari perguruan tinggi luar negeri. 

 

Universitas Teknologi Mara Malaysia (UiTM) merupakan universitas yang memiliki 19 fakultas pada bidang sosial dan sains. Salah satu fakultas unggulan UiTM adalah Fakultas Manajemen Perhotelan dan Pariwisata yang berkedudukan di Selangor Darul Ehsan Malaysia. Seluruh program diploma, sarjana, dan pascasarjarna fokus pada manajemen perhotelan, manajemen pariwisata, manajemen layanan makanan, dan manajemen seni kuliner (sumber: fhtm.uitm.edu.my).

 

Seluruh program studi di Fakultas Manajemen Perhotelan dan Pariwisata terakreditasi oleh Malaysian Qualifications Register (MQR) sebagai badan resmi pemerintah Malaysia untuk melakukan akreditasi penyelenggara Pendidikan Tinggi (sumber: mqa.gov.my). Sebagai kampus terbaik ke-105 di Asia, UiTM juga memiliki prestasi sebagai kampus terbaik ke-42 di dunia untuk kategori studi manajemen perhotelan (Tahun 2022) (sumber: uitm.edu.my).

 

Sektor pariwisata di Malaysia, seperti halnya negara lain, terkena dampak signifikan dari pandemi COVID-19. Pariwisata adalah salah satu industri terbesar di Malaysia, memberikan kontribusi 5,9 persen terhadap produk domestik bruto (PDB), dan mempekerjakan hampir seperempat dari total tenaga kerja di Malaysia (sumber: statista.com).

 

Pemerintah Malaysia baru-baru ini mengumumkan rencana sepuluh tahun untuk membantu pemulihan sektor pariwisatanya. Kebijakan Pariwisata Nasional 2020-2030 telah mengidentifikasi mempromosikan dan membangun pariwisata berkelanjutan sebagai salah satu strategi utama untuk pemulihan. Ini juga menyoroti ekowisata, petualangan, dan wisata olahraga, serta wisata pulau dan pesisir, di antara pengalaman perjalanan untuk dipromosikan.

Posting Komentar

0 Komentar