Jakarta, Desawarnana - Dalam rangka pemberdayaan ekonomi desa, program transformasi ekonomi kampung terpadu (TEKAD) menjadi agenda penting Kementerian Desa PDTT untuk dilaksanakan. Tujuan program ini sesuai dengan RPJMN 2020-2024 yakni, untuk peningkatan pendapatan rumah tangga pedesaan dan peningkatan produktivitas berkelanjutan dan terintegrasi.
“Perlu adanya kegiatan yang berkelanjutan dalam memantapkan SDM desa-desa yang menjadi lokus program TEKAD, maka Bimbingan Teknis (BIMTEK) menjadi hal yang urgen untuk dilakukan.” Ungkap Kepala BPSDM-PMDDTT. Bertempat di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Direktorat Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Ditjen PEID DTT) sebagai unit pelaksana program TEKAD, mengadakan kegiatan BIMTEK pada 08 – 12 Agustus 2022.
“Keterlibatan BPSDM-PMDDTT yang membawahi balai-balai besar yang ada pada lokus program sangat diharapkan, Penggerak Swadaya Masyarakat (PSM) menjadi garda terdepan dalam mentransformasi knowledge dan skill kepada kepala desa atau kepala kampung serta kepala lembaga ekonomi masyarakat desa.” Tutur Dirjen PEID DTT, Ir. Harlina Sulistyorini, M.Si.
Program TEKAD merupakan kerjasama antara Kementerian Desa PDTT dengan International Food Agriculture Development (IFAD) dengan target lokus wilayah Indonesia Timur yang tersebar di 5 provinsi (NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat), 25 Kabupaten, 500 Desa Inti, dan 610 Desa Klaster. Acara ini diikuti oleh PSM dari Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (BPPMDDTT) Denpasar, Makasar, Ambon, Jayapura dan Balai Besar (BBPMDDTT) Jakarta.
Tahapan-tahapan program TEKAD mulai dari persiapan, pendampingan, penguatan, dan pemantapan merupakan upaya konstruktif dan berkelanjutan. “Hal utama yang perlu dibentuk adalah kemauan masyarakat desa dengan menciptakan iklim yang kondusif dengan memperhatikan potensi serta perencanaan tata kelola wilayah desa.” Pungkas Prof. Dr. Luthfiyah Nurlaela, M.Pd.
.jpg)
0 Komentar