Pengalaman Perdana Menjadi Pendamping Desa


Oleh: Kamisah JR

Lowongan Pekerjaan sebagai Pendamping Desa pada bulan Desember 2022. Adalah bulan dimana Aku telah resmi menjadi seorang tenaga Profesional Pendamping Desa. Dan itu menurut isi kontrak yang baru saja aku tandatangani dengan segala ketentuan dan segala tanggungjawab yang harus aku patuhi dan harus aku pertanggujawabkan.Tetapi bagaimana dengan prakteknya, semua itu tidak semudah membalikkan telapak tangan tentunya. Aku menulis di catatan harianku.

Pada pengalaman hari pertama, aku dan teman-teman yang sama-sama telah lulus mengikuti serangkaian ketentuan dan kriteria sebagai Pendamping Desa, dan wajib mengikuti pula yang namanya pelatihan yang dimentori oleh Tenaga Ahli Pendamping Desa. Kami mengikuti dan menyerap  ilmu dari mentor-mentor yang sudah berpengalaman dibidangnya dengan berbagai latar belakang disiplin ilmu. Kiranya semua itu adalah bekal untukku dan teman-teman seprofesi dalam mendampingi masyarakat saat kami turun langsung ke desa. Tidak hanya itu, saat pelatihan kami benar-benar ditempa menjadi manusia yang kompeten dalam melaksanakan tugas sehingga pada akhirnya kami semua bisa mempertanggujawabkan kinerja kami yang harus kami tuangkan dalam sebuah laporan, lebih kerennya DRP (Daily Report Pendamping). Kami sangat senang dan bangga menjadi peserta dan dididik dengan seksama dengan keseriusan dan kadang-kadang sedikit kocak untuk mencairkan ketegangan diantara kami. Hingga tiba hari terakhir kami mengikuti pelatihan, kami merasa yakin bahwa ketika kami kelak terjun ke desa, ada secuil ilmu yang telah kami tempa bisa kami praktikkan di desa kami di tempatkan. Alhamdulillah berakhirlah sudah serangkaian pelatihan yang cukup memeras otak dan pikiran, san siap-siap untuk tugas berikutnya dan tentunya tidak mudah mengganggapnya sepele bukan?.

Hari berikutnya aku diinstruksikan untuk mengenal senior-senior diatas ku, posisi aku sekarang adalah sebagai PLD (Pendamping Lokal Desa). Dan aku harus bersilaturahmi dengan KORCAM (Koordinator Kecamatan), yang mendampingi dan mengawasi kami para PLD dalam  melakukan tugas-tugas di desa dampingan kami, sementara itu ada juga PD (Pendamping  Desa) yang juga bertugas mendampingi kami para PLD dalam melakukan tugas-tugas di desa dan pastinya mengarahkan kami jika kami para PLD memerlukan bantuan yang tidak bisa kami  pahami, kerenkan? Pastinya semua seperti sistematika yang tidak bisa diubah nomor urutnya,atau semua harus berjalan pada tempatnya. Silaturahmi pun berakhir dengan baik dan menyenangkan tentunya. Hingga Korcam memberikan arahan dan bimbingan apa yang semestinya aku lakukan dengan tidak menjadi beban saat aku bekerja, Bapak Korcamku orang yang baik, berwibawa dan cukup cair sama bawahannya, pokoknya aku senang banget sudah melalui hari ini dengan bersilaturahmi dengan senior-senior aku.

Tibalah saatnya aku juga harus mengenal Kepala Desa, yang dimana aku di tempatkan, aku ditugaskan di empat desa sekaligus, jadi aku haru mengenal ke empat kepala desa yang kelak menjadi acuan tempat berkoordinasi tentang tugas-tugas yang aku emban. Sasaran yang pertama adalah kepala desa A, namanya Bapak Budi, beliau belum berkeluarga rupanya masih single orangnya sopan, baik, sedikit kaku, dan tidak banyak bicara. Sasaran kedua adalah Desa B, namanya Bapak Wawan. Beliau juga masih single, baik, ramah, sopan dan tidak sekaku bapak kepala desa A. Kepala desa C, namanya Bapak Anto, orangnya juga baik, sopan, ramah tapi tindak-tanduknya sedikit datar dan juga tidak banyak bicara, ampun deh semoga aku bisa menghadapi semuanya dengan baik dan tidak terjadi hal-hal yang tidak aku inginkan. Oiya Kepala Desa D, namanya Bapak Roni, orangnya juga baik, ramah tapi sedikit ekstrim wajahnya, sekilas sebelum berkenalan aku agak sedikit takut, kalau-kalau aku khawatir nantinya orangnya pemarah, dan susah diajak bekerjasama dan berkoordinasi tentang kegiatan-kegiatan di lapangan.Tapi semua itu hanyalah kekhawatiranku saja, semua Kepala Desa yang aku temui mereka semua sangat menghormatiku, ramah dan enak diajak ngobrol juga tidak aneh-aneh tentunya. Pokoknya aku sangat senang, tujuanku bersilaturahmi dengan keempat kepala desa terwujud dan berakhir dengan baik pula. Ah hari yang melelahkan! tapi aku sangat puas dengan perjuanganku sampai detik ini, semoga besok tugasku tidak seberat yang aku pikirkan, haripun semakin sore dan aku pulang ke rumah dan tiba tepat waktu dan aku memilih beristirahat tidur karena besok bukan tidak mungkin kalau istirahatku tidak cukup, aku takut tidak bisa bekerja dengan baik karena itu aku ingin istirahat yang cukup agar kesehatanku terjaga dengan baik pula. Keesokan harinya aku mendapat tugas perdana di desa A, aku harus melakukan fasilitasi pendataan desa yaitu dengan melakukan indentifikasi kebutuhan data, dengan menunjukan bukti yang relevan seperti: tabel identifikasi rencana pendataan desa, DRP ,foto kegiatan, dan Berita Acara. Setelah melakukan fasilitasi pendataan desa aku juga  harus melakukan fasilitasi penyusunan laporan pendataan desa yang selanjutnya melakukan fasilitasi pemamfaatan data desa dalam dokumen perencanaan desa, kemudian melakukan fasilitasi pemanfaatan data desa dalam dokumen anggaran desa, dan semua itu di barengi dengan bukti yang relevan juga, seperti harus ada DRP, MUSDESUS, Daftar hadir,  dan foto kegiatan. Berikutnya, memfasilitasi Perencanaan Pembangunan Desa, terus melakukan fasilitasi musyawarah perencanaan pembangunan desa. Lalu memfasilitasi pelaksanaan Pembangunan Desa, kemudian memfasilitasi penyusunan rencana pembangunan jangka menengah dan rencana kerja pemerintah, juga memfasilitasi penetapan anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDES), hingga melakukan monitoring kegiatan pembangunan desa, semua itu juga di tunjang dengan bukti yang relevan seperti DRP, foto kegiatan, berita acara, daftar hadir. Apabila ada musyawarah, pokoknya semua bukti relevan harus di tuangkan menurut tugas fasilitasi. Demikianlah tugas-tugas yang harus aku lakukan di setiap desa yang aku dampingi, dan semua yang telah aku jadikan catatan di buku harian ku semua itu adalah gambaran kinerja PLD (Pendamping Lokal Desa) yang kini aku lalui setiap harinya tanpa harus mengeluh, tanpa mengenal lelah, dan aku sangat menikmatinya. Bukan cuma sekedar apa yang telah aku gambarkan diatas, tapi ada juga tugas yang lain, misalnya saat penyaluran BLT (Bantuan Langsung Tunai). Kepala Desa mengirimkan undangan secara tertulis kepada PLD untuk menghadiri kegiatan penyaluran BLT di desa dampingan yang telah ditentukan waktu dan hari juga tempat. Aku sebagai PLD segera mempersiapkan diri untuk menghadiri kegiatan tersebut, sungguh itu adalah pengalaman baru bagi diriku langsung berhadapan dengan masyarakat, dimana berbagai karakter ada di sana. Dalam hati kecilku aku bertanya mampukah aku beradaptasi dengan masyarakat yang begitu banyak, dengan berbagai warna pribadi yang mungkin harus aku jajaki satu persatu, tetapi bukankah itu memerlukan waktu yang tidak sedikit, namun aku tidak boleh menyerah begitu saja pasti ada jalan atas setiap problema yang aku hadapi ditengah jalan nanti. Aku menenangkan isi hatiku yang paling dalam dan aku ingin juga membuktikan pada semuanya bahwa aku akan professional dalam bekerja tampa melihat latar belakang yang seharusnya tidak memerlukan penilaian. Aku yakin dan percaya, bukan tidak mungkin kalau kita gigih, serius, sabar dan ikhlas, maka Allah pun akan membantu kita disetiap yang kita butuhkan.

Tibalah saatnya kegiatan penyaluran BLT dan masyarakat pun telah hadir di tempat yang telah ditentukan, semua mata memandang ke arahku dimana aku duduk ,mungkin mereka penasaran siapa wanita yang duduk diantara para Perangkat Desa itu. Sebelum acara di mulai, sebelumnya aku telah menghubungi salah satu perangkat desa agar berkenan menyediakan waktu sekitar 5 menitan lah agar aku nanti bisa memperkenalkan diriku kepada masyarakat secara singkat, dan perangkat desa tersebut juga menyetujui apa yang aku inginkan. Sekilas petikan singkat acara pengenalan diri ”Kepada ibu PLD yang bertugas di desa kita, kami persilakan dengan segala hormat”. Begitu pemberitahuan yang ditujukan untuk diriku ,hatiku mulai dag dig dug der mampukah aku berbicara di depan orang banyak yang belum aku kenal sama sekali, hatiku mulai gelisah tapi segera aku menarik napas dalam-dalam dan kutenangan hatiku, aku membayangkan aku yang paling senior diantara semua yang hadir di aula desa ini, aku coba menghibur diriku sendiri dan aku berhasil. Singkat cerita aku mulai memperkenalkan diriku kepada masyarakat, dengan membuka sebuah salam”Asslammualaikum Warahmatullahi wabarakatuh” siapa diriku, apa tugas utama diriku, apa tujuanku dan untuk apa aku disini, yang jelas tujuan akhirnya aku ingin mendampingi masyarakat dalam pemberdayaan, memfasilitasi pendataan, dan akhirya harus membuat laporan yang akan dikirim ke KEMENDESA agar nantinya data yang dikumpulkan di sebuah desa terlihat relevan dan bisa dipertanggunggjawabkan. Semua itu tentunya akan berpengaruh kepada anggaran yang akan dialokasikan pada sebuah desa pada tahun penganggaranya. Demikian pengenalan singkat diriku sebagai PLD yang akan mendampingi 4 desa di sebuah kecamatan, akhirnya masyarakatpun manggut-manggut pertanda mereka telah mengerti mungkin….dan segera aku sudahi dengan sebuah salam. Lega sudah hatiku karna merasa telah diterima didalam masyarakat di tempat aku bertugas, begitu juga dengan kegiatan yang lain, aku juga selalu meminta kepada perangkat desa untuk berkenan menyediakan sedikit waktu agar aku bisa memperkenalkan diriku kepada Masyarakat desa dampingan ku.dan insyallah semua berhasil aku jalankan. sejauh ini aku berjalan aku belum menemui yang namanya permasalahan dengan masyarakat, mereka semua menerimaku dengan baik, keramahtamahan yang aku bawa kedalam masyarakat membuat mereka senang dan terjalin hubungan yang baik misalnya kegiatan posyandu, itukan yang hadir anak-anak, ibu hamil, kadang-kadang lansia. Pokoknya kalau sudah ada kegiatan posyandu kader didesa yang bertugas dalam kegiatan tersebut selalu memberitahukan jadwal agar aku bisa menghadiri dan mendampingi mereka sampai kegiatan tersebut selesai. Aku sangat menikmatinya, ikhlas, sabar, sungguh-sungguh adalah kunci keberhasilan dan tidak lupa pada saat akhir kegiatan aku mengambil sebuah foto sebagai bukti relevan bahwa aku selalu mendampingi masyarakat pada setiap kegiatan di desa yang menggunakan setiap dana desa.

Sungguh banyak hal yang aku temui selama menjadi pendamping desa khususnya PLD, karena memang PLD lebih banyak menghabiskan waktunya dengan masyarakat. Bukan kepura-puraan tapi memang kita dituntut serius dan bertanggungjawab dengan apa yang kita lakukan dan aku berharap apa yang aku lakukan benar-benar menyentuh hati masyarakat setempat, karena tidak mudah menyatukan beragam karakter dan pribadi yang tidak sama satu sama lain, butuh formula khusus agar apa yang kita harapkan bisa tercapai.

Dari semua hal dari pertama turun ke kedesa aku bisa menyimpulkan beberapa kegiatan yang harus aku ikuti karena menggunakan DANA DESA :

1.    Koordinasi dengan kepala desa dan perangkatnya.

2.    Memfasilitasi/Mendampingi Masyarakat pada kegiatan MUSREMBANG DESA.

3.    Memfasilitasi /mendampingi Masyarakat pada kegiatan MUSDESSUS.

4.    Memfasilitasi/mendampingi Masyarakat pada kegiatan penyaluran BLT.

5.    Memfasilitasi/mendampingi Masyarakat pada kegiatan posyandu.

6.    Mengambil fhoto setiap kegiatan sebagai bukti dokumentasi semua kegiatan sapras dan non sapras.

7.    Menginput semua data kedalam laporan aplikasi MONEV DD.

8.    Menginput semua laporan kegiatan harian di desa dampingan kedalam aplikasi DRP(DAILY REPORT PENDAMPING).

9.    Menginput semua laporan kunjungan lapangan setiap pld sebanyak 15 KUNLAP dan semua kegiatan tersebut harus di tanda tangani oleh kepala desa dampingan sebagai bentuk persetujuan akan kegiatan yang telah di input oleh seorang PLD kedalam laporannya.

10. Dan yang terakhir,laporan drp,laporan kunlap harus di APLOAD kedalam APLIKASI SIMPEMBERDAYAAN DESA.

Demikianlah pengalaman kecilku dan kiranya akan menjadi motivasi buat diriku kedepannya agar lebih sempurna lagi dalam menjalankan tugas sebagai pendamping di masyarakat. Aku merasa sudah mulai jatuh cinta dengan pekerjaanku sebagai pendamping, walau pasti ada suka dan dukanya, tapi aku yakin semua akan ada jalan keluarnya jika aku tersandung tiba-tiba di dalam pekerjaanku. Lelah sudah, akhirnya mataku mengantuk juga dan aku harus istirahat tidur agar besok harinya  aku kembali bisa menyambut tugas-tugas yang aku emban dan kelihatan fit saat mendampingi  masyarakat di desa dampingan. Cerita ini masih jauh dari kesempurnaan, jika pembaca tidak berkenan, penulis memohon maaf jika ada nama dan tempat yang sama karena cerita ini hanya fiktif belaka.


Posting Komentar

0 Komentar